7 Tips Menentukan Spesifikasi PC (2022)

7 tips menentukan spesifikasi pc

Prakata

Salah satu hal yang tak dapat dipungkiri dalam keseharian kita, adalah kenyataan bahwa perkembangan teknologi begitu pesat setiap bulannya. Disaat kita menjalani rutinitas yang biasanya, entah bekerja, belajar, mondok di pesantren dan lain sebagainya, tiba-tiba teknologi komputer sudah ada yang lebih baru.

Oleh karena itu, pertanyaan umum seperti "Kira-kira spesifikasi apa yang cocok dipakai untuk sekarang ya?", maka jawabannya akan berbeda di setiap generasi.

Misalnya, bila pertanyaan ini ditujukan saat tahun 2011, maka tentu saja jawabannya: pakai prosesor minimal Core2Duo, RAM jangan dibawah 2GB, storage minimal 320GB dan VGA bisa seadanya (iGPU maksudnya).

Namun bila ini ditanyakan lagi tahun ini, maka akan berbeda mainstream-nya: minimal pakai prosesor generasi 2 sampai 3 versi ke belakang, RAM minimal 8GB, storage sudah pakai SSD, VGA iGPU sudah wajib bila engga pakai GPU diskret, power supply minimal bersertifikasi 80+ Bronze, dan lain sebagainya.

Sekedar catatan saja, bahwa tulisan ini tidak menitikberatkan ke faktor harga. Yang paling penting adalah edukasinya, bahwa ada beberapa hal yang perlu menjadi pertimbangan saat akan membeli PC atau laptop idaman.

Bagaimana Menentukannya?

Karena berbicara tentang teknis merakit PC secara terperinci membutuhkan tulisan tersendiri, maka sebelum masuk kesana alangkah baiknya tentukan dulu PC tersebut digunakan untuk apa. Misalnya bila kebutuhannya hanya untuk ngetik, browsing, nonton video serta gaming ringan, maka diberikan spesifikasi PC yang low budget masih cukup. Lain halnya bila butuh untuk heavy multitasking, rendering 3D, editing video full HD atau 4K, dan gaming kelas berat, maka tidak bisa diberi spek low budget melainkan yang lebih tinggi (middle atau high end).

Cara untuk mengetahuinya, adalah dengan meninjau aktivitas yang telah dilakukan selama 3 tahun ke belakang. Bisa saja cuma lihat satu tahun, namun lebih aman bila melihat beberapa tahun agar lebih pasti. Atau bisa saja disesuaikan dengan profesi yang akan ditekuni karena sudah prospek masuk kerja. Itu semua, tentu saja kembali ke masing-masing.

Namun, bagaimana untuk tahu hal apa saja yang perlu dipertimbangkan dalam memutuskan spesifikasi yang cocok? Maka coba cek deskripsi di bawah ini:



1. Pilih Motherboard yang cocok

Setali tiga uang, pemilihan soket prosesor menentukan pemilihan motherboard berdasarkan chipset yang dipakai. Untuk chipset sendiri sebaiknya googling saja terkait chipset yang bisa disandingkan berdasarkan generasi prosesornya. 

Contohnya untuk prosesor Intel generasi 12, tidak cocok pakai chipset B550 melainkan B660. Walaupun pada faktanya, Anda tidak perlu khawatir dengan hal ini. Sebab biasanya chipset motherboard sendiri disesuaikan dengan fasilitasnya. Ada yang low entry, middle dan high end. Toh bila sudah tahu pakai soket prosesor tipe apa, biasanya pilihan chipsetnya sudah "otomatis" mengkerucut ke 3 tipe saja. 

Pemilihan chipset ini sebenarnya sangat berkaitan erat dengan fitur-fitur yang ada pada motherboard tersebut. Seperti dukungan maksimal size RAM, tipe soket SSD NVMe, jumlah slot RAM, tipe slot PCI, batasan prosesor tipe apa saja yang bisa masuk, fasilitas Overclocking, dukungan slot storage, dukungan slot monitor, USB dan lain sebagainya. 

Tak lupa, ada ragam ukuran motherboard yang tersedia di pasaran: untuk ukuran standar ada ATX. Kalau ukuran kecil ada mATX dan ITX. 

Maka yang paling mudah, sesuaikan saja dengan budget yang dimiliki. Selebihnya hanya satu kalimat saja: Baca Dulu Buku Manualnya!!! (Baik digital maupun fisik. Yang versi PDF banyak di website resmi vendor motherboard)



2. Pilih Prosesor yang Upgradable

Dalam memilih prosesor, baiknya berpatokan pada dua hal utama: generasi prosesor dan soketnya. Utamakan ambil prosesor yang generasi terbaru dengan soket yang baru. Hal ini dilakukan agar bila suatu saat Anda punya rezeki lebih dan ingin upgrade prosesor dengan yang lebih cepat, maka kuncinya adalah soket prosesor yang didukung. Bila pakai soket lawas seperti LGA775, maka akan repot sekali untuk ganti prosesor. Mau engga mau kudu beli Motherboard baru. 

Hal ini belum termasuk aspek konsumsi daya, termal saat bekerja, pakai air cooler atau water cooler dan faktor lain ya. Yang penting, pastikan soket dan generasi prosesor pakai yang baru. 

Misalkan: Apabila memilih prosesor Intel generasi 12, maka soketnya pasti memakai LGA1700. Sementara bila memilih yang generasi 11 maka soketnya memakai LGA1200. Dan seterusnya. Apabila memilih prosesor AMD Ryzen seri 5000, maka soketnya pasti memakai AM4.




3. Pilih teknologi RAM terkini

Soket RAM biasanya akan mengikuti motherboard. Pilihannya ada DDR2, DDR3, DDR4 dan DDR5. 

Sederhananya, slot RAM DDR4 lebih banyak dipakai saat ini. Slot DDR5 masih baru banget dirilis tahun 2022. Sementara slot DDR3 masih banyak dipakai pada PC atau laptop dengan spesifikasi agak lawas. 

Slot DDR2 gimana? Apa yang bisa Anda harapkan dari slot jadul dan dukungannya hanya 2GB per keping RAM?




4. Penyimpanan Utama Pakai SSD

Untuk sistem operasi, penyimpanan dengan read/ write speed yang cepat adalah kebutuhan. Tujuannya agar load time saat buka aplikasi dan akses sistem lebih cepat. Maka, utamakan pakai penyimpanan berbasis SSD dibanding HDD untuk menyimpan data sistem dan aplikasi. 

Teknologi SSD (Solid State Drive) saat ini sudah mulai bersaing dengan HDD (Hard Disk Drive) dari aspek harga. Dari sisi durabilitas, SSD lebih stabil guncangan dibanding HDD. Sebab SSD menggunakan teknologi "chip" yang sama seperti flashdisk, namun dengan ukuran dan speed yang lebih tinggi. Sementara HDD menggunakan cakram logam dan jarum untuk baca-tulis data. Sehingga bila skenario PC yang Anda pakai adalah portabilitas atau bisa dibawa kemana-mana, maka pakai HDD sangat beresiko tinggi rusak kena guncangan saat dibawa. 

Sebenarnya, entah berapa kali Admin menangani kasus laptop mati akibat bad sector di HDD nya, karena laptopnya sering dibawa kemanapun pakai motor. Makanya bila portabilitas jadi faktor utama, sebisa mungkin pilih SSD sebagai penyimpanan utama. 

Nah, SSD sendiri nanti Anda bisa pilih apakah mau pakai yang slot SATA atau pakai slot NVMe. Tentu, SSD NVMe punya speed yang lebih tinggi dibanding SSD SATA. 

Sekedar perbandingan, bila read speed HDD rata-rata 250MBps, maka SSD SATA maksimal sekitar 560MBps, dan SSD NVMe minimal 560-7000MBps.




5. Pilih GPU

Memandang GPU utamanya akan mengkerucut pada dua hal, yakni iGPU dan GPU discrete. iGPU adalah sebutan untuk GPU yang sudah tertanam pada prosesornya. Sementara GPU discrete adalah kartu grafis yang dipasangkan melalui slot PCI. 

Faktanya, tidak semua prosesor memiliki GPU bawaan. Maka pastikan untuk cermat dalam pemilihan prosesor yang punya iGPU. Contohnya: pada Intel ada Intel HD, intel UHD dan intel Iris. Sementara pada AMD Ryzen ada Radeon Vega. 

Untuk GPU discrete hanya terbagi 3 brand utama: NVidia, AMD Radeon dan Intel Arc yang akan rilis di akhir 2022. 

Sebaiknya pilih GPU discrete berdasarkan tahun rilisnya. Sebab terkadang ada penamaan model GPU yang tidak sesuai dengan urutan atau tahun rilisnya. Contohnya, NVidia GeForce RTX 3050 yang dirilis tahun 2022, padahal sudah ada RTX 3060 dan 3070 yang sudah rilis lebih awal di beberapa tahun sebelumnya. Begitu pula dengan AMD Radeon RX 6400 yang dirilis tahun 2022, walaupun sudah ada RX 6800 dan RX 6900 yang lebih dulu rilis. 

Nah, apabila opsi rilis dirasa masih belum pas. Selanjutnya lihat arsitektur chipset yang diusung. Misal dalam NVidia ada arsitektur Turing dan Pascal. 

Masih belum yakin? Cek review dari para hardware expert yang sudah mengetes performa dari GPU yang ada.




6. Pilih Power Supply yang Bagus

Apabila dulu ada istilah power supply (PSU) dengan "real capacity" dengan ciri khas bobot power supply yang lebih berat, maka kini sudah ada yang namanya sertifikasi 80+ untuk PSU. Dari bawah ke atas terbagi menjadi 5 kategori: 80+ Bronze, 80+ Silver, 80+ Gold, 80+ Platinum dan 80+ Titanium. 

Intinya, semakin tinggi kasta 80+, maka makin tinggi efisiensi daya yg masuk ke PSU. Hal ini dikarenakan saat PSU bekerja pasti akan menghasilkan panas. Maka efisiensi ini menjadi penting untuk melihat berapa banyak daya yang terbuang menjadi panas. 

Tak cukup sampai disitu, PSU yang baik memiliki serangkaian proteksi yang membuat PSU aman saat bekerja. Maka inilah yang membuat perbedaan harganya menjadi jelas, antara PSU yang murah dan mahal. 

Ingat bahwa PSU ibarat jantung pada tubuh kita. Maka memilih PSU yang tepat tidak asal murah saja. Pastikan untuk cek review hardware agar lebih pasti.



7. Casing Bebas!

Untuk aspek yang satu ini, silakan sesuaikan dengan ukuran-ukuran hardware yang sudah Anda beli. Misal dari ukuran motherboard, panjang GPU, ukuran PSU, tinggi processor cooler, dukungan kipas casing dan ukurannya, kabel manajemen, aspek lampu RGB dan lain sebagainya. Untuk bagian ini, bebas sesuai selera Anda.


Penutup

Pada akhirnya, hanya 7 aspek penting yang menentukan akan seperti apa PC atau laptop yang akan Anda miliki. Untuk aspek lain seperti cooler, panel RGB, dan perangkat lain seperti sound card, wireless card, slot NVMe, keyboard, mouse, monitor itu bisa dieksploasi masing-masing. Setidaknya, 7 hal diatas wajib fix terlebih dahulu saat ingin membeli PC sebelum lanjut riset hardware apa lagi yang akan dipasangkan. 

Selamat merakit PC!

Komentar

Popular

Pilih Power Supply PC? Cek dulu 7 hal ini!

Spesifikasi PC untuk Running Inkscape?