Pilih Power Supply PC? Cek dulu 7 hal ini!
Baik PC atau laptop, semuanya merupakan perangkat yang membutuhkan listrik sebagai sumber energi utamanya. Gadget seperti smartphone, smartwatch dan lain-lain sebenarnya sama sih. Namun bagi Anda yang sering merasakan lampu tiba-tiba redup-redup sendiri di rumah (bukan tanda lampu mau putus), maka sebaiknya waspada dengan kondisi PC dan laptop di rumah.
Memang kenapa, Min?
Beberapa waktu yang lalu, Admin sempat menangani kasus laptop yang perlu diganti charger dengan SSD nya, akibat dari tidak dipasangnya baterai laptop ditambah listrik rumah tidak stabil. Efek dari tidak stabilnya listrik berdampak secara langsung ke hardware jeroan laptopnya karena tidak ada proteksi dari catu daya. Dalam hal ini, justru baterai menjadi protektor setelah arus dialirkan melalui charger laptop.
Cerita diatas mungkin tidak nyambung karena kasusnya terjadi pada laptop. Namun dipikir-pikir, PC juga bukannya tidak mungkin akan mengalami kejadian yang sama, kan?
Dari sini, mungkin terbesit dalam pikiran Anda: "Ah itu mah tinggal beli stabilizer saja insya Allah aman." Tentu saja ini akan cocok dengan skenario penggunaan PC/laptop dimana listriknya ngedrop engga terlalu parah, atau ga pernah ngedrop listriknya. Namun bila menggunakan perangkat PC dan listriknya ngedrop sampai di bawah toleransi Stabilizer-nya, maka ini justru jadi problem.
Mengingat harga stabilizer yang punya toleransi tegangan antara 170-240 V sudah lumayan, apalagi untuk yang toleransinya di bawah 170 V. Maka daripada bingung mencari Stabilizer yang mahal, barangkali bisa melirik ke Power Supply (PSU) untuk komponen PC idaman Anda.
Sekilas tentang PSU (Power Supply Unit)
PSU punya fungsi vital layaknya jantung pada tubuh manusia. Apabila jantungnya memiliki fungsi yang baik, maka seluruh organ tubuh akan bekerja dengan optimal. Namun tentu sebaliknya apabila jantungnya tidak bekerja dengan optimal.
Apabila dahulu saat ramai-ramainya masa kejayaan Core2Duo, PSU bisa dibilang masih bisa pakai yang biasa-biasa saja, kelihatan dari rentang harga yang terjangkau dan bobot yang ringan. Bahkan dulu belum ada yang namanya standarisasi seperti yang jamak ada saat ini. Maka dengan semakin berkembangnya teknologi semikonduktor, memilih PSU baiknya tidak asal. Entah asal murah, asal ada lampu RGB, atau asal mengikuti tren.
Sebab PSU saat ini harus menyuplai hardware yang semakin beragam. Mulai dari prosesor, motherboard, VGA yang semakin canggih semakin besar konsumsi dayanya apalagi bila VGA-nya lebih dari satu, ditambah dengan memberi daya pada CPU cooler, lampu RGB, casing fan yang banyak, ditambah lagi storage yang tidak sedikit.
Lagi-lagi, menentukannya butuh pertimbangan yang matang sebelum membeli.
Disclaimer: Tulisan ini diutamakan untuk aspek pendidikan. Admin tidak mengatakan pilihan PSU yang biasa disandingkan dalam konten-konten rakit PC dimanapun itu tidak tepat. Toh itu semua sah-sah saja dan pada akhirnya semua itu kembali lagi kepada kita selaku konsumennya, serta segmentasi konsumen mana yang mereka tuju. Maka Admin tidak menitikberatkan ke satu brand PSU saja, namun setidaknya cek dulu agar lebih yakin saat menyanding PSU favorit Anda.
Nah, hal apa saja yang sebaiknya patut menjadi pertimbangan?
1. Daya PSU
Ini harus disesuaikan dengan total keseluruhan konsumsi daya dari hardware PC yang terpasang, bisa pas bisa lebih. Kalo dulu, daya dibawah 200 W saja sudah cukup untuk memberi tenaga PC dengan prosesor Core2Duo, maka sekarang bahkan ada yang mendukung daya sampai 1500 W keatas. Tentu, range pilihannya menjadi semakin beragam.
Untuk GPU, biasanya selalu ada rekomendasi daya PSU yang dibutuhkan bila merujuk ke website resmi vendornya. Sebab ada GPU yang kebutuhan power-nya melebihi patokan daya GPU di spesifikasinya. Hal ini dimaksudkan oleh vendor agar GPU dapat berjalan optimal dalam berbagai kondisi pemakaian.
Maka disini, pastikan untuk tahu dulu berapa konsumsi daya prosesor, GPU discrete dan tambahan lainnya seperti case fan, CPU cooler dan storage berbasis kabel SATA.
2. Ukuran Fisik PSU
Rasanya rugi apabila beli PSU ukuran besar namun casingnya hanya muat yang ukuran kecil. Maka pada umumnya PSU dibagi jadi dua ukuran: ATX (standar) dan SFX (kecil). Pastikan untuk tahu dulu dukungan ukuran PSU pada casing PC Anda.
3. Sertifikasi Efisiensi Daya
Sudah tidak asing bahwa dalam beberapa tahun ke belakang ada sertifikasi 80+ untuk PSU, yang stikernya sering terpampang di produknya. Walaupun ada satu lagi, yakni sertifikasi dari Cybernetic. Tetapi, adanya sertifikasi tersebut tujuannya untuk memastikan bahwa daya yang disuplai oleh PSU adalah real seperti yang tertera dalam spesifikasi di atas kertas. Misal tertulis 600 W, maka yang baik setidaknya bisa memberikan angka yang mendekati bahkan sama saat diukur dalam keadaan PC digunakan full load.
Kondisi full load dicapai apabila PC di benchmark dengan berbagai software benchmarking, seperti Cinebench, V-Ray Benchmark, Blender Render Test dan lain-lain. Kalo kondisi pemakaian sehari-hari, bakal jarang sih sampai ke skenario seberat itu. Bentar, bukankah kerjaan ngerender video dan render 3D termasuk berat juga ya?
Pastikan untuk mengecek sertifikasi 80+ pada PSU tersebut. Semakin tinggi kastanya semakin bagus, namun tentu berimbas ke harganya yang semakin tidak murah. urutannya dari [non-color], Bronze, Silver, Gold, Platinum hingga Titanium.
"Min, kalo ternyata ada logo lain yang tertera pada PSU-nya gimana?"
Pastinya lebih bagus lah, itu artinya kemampuan produk tersebut teruji di berbagai negara dan lembaga yang katakanlah punya serangkaian syarat yang berbeda-beda hingga lolos uji.
"Min, kalo ternyata saya dapetnya PSU keluaran lama atau cabutan dari PC build-up gimana?"
Ada istilah "real capacity" untuk PSU yang seperti ini, biasanya punya bobot yang lebih berat dan daya yang disuplai sama dengan spek diatas kertas. Kalo tidak yakin, lebih baik request ke seller-nya untuk tes langsung PSU pakai PC bila memungkinkan. Lebih lanjutnya, silakan tanya lebih rinci ke seller atau toko langganan Anda saja.
4. Proteksi Keamanan
Di awal, kenapa Admin sempat bilang tentang PSU yang bobotnya ringan? Sebab ini ada kaitannya dengan komponen elektronika pada PSU yang didesain khusus untuk proteksi saat menyuplai daya, baik proteksi terhadap PC maupun user-nya. Jangan kaget dengan bobot yang lumayan berat saat beli di marketplace, karena memang seperti itu.
Ada banyak proteksi yang biasanya diterapkan di sebagian vendor PSU, contohnya over-current protection, overheat protection dan sebagainya. Walau demikian, ada juga PSU yang komponen elektronika di dalamnya lebih sederhana dan tidak sepadat foto power supply di bawah ini. Foto di bawah berasal dari salah satu brand power supply yang sudah memegang sertifikasi 80+ Gold.
Intinya, lebih baik tidak abai dengan aspek keamanan ini, karena bisa saja Anda malah rugi jutaan bahkan belasan juta rupiah akibat memilih PSU "murah" yang dampaknya justru langsung merusak komponen PC-nya, padahal dengan nambah budget bisa lebih aman terhadap komponen PC bahkan Anda selaku pemakainya.5. Rentang Tegangan yang Didukung
Ini spesial untuk pembahasan utama terkait perlunya stabilizer atau tidak agar listrik yang masuk PSU stabil. Bila itu fitur yang Anda cari, maka poin ini menjadi pamungkas dari semua poin yang dijelaskan disini.
Semua berawal dari brand-brand PSU yang penjualannya tembus hingga ke banyak negara bahkan hampir seluruh dunia. Faktanya, tegangan listrik di negara-negara lain ada yang tidak sama seperti di Indonesia yakni 220 V misalkan. Ada yang lebih rendah tegangannya di negara tertentu, ada juga yang lebih tinggi.
Sederhananya, liriklah PSU yang punya rentang toleransi tegangan yang lumayan lebar. Misalnya 150-240 V atau ada juga yang sampai 100-240 V. Namun ada juga yang rentangnya 210-240 V.
Nah, bagian inilah yang akan memainkan peran penting apabila listrik rumah sering ngedrop. PSU yang punya rentang toleransi tegangan lebar akan menyesuaikan daya yang masuk bersasarkan kondisi tegangan dari rumah saat itu.
Misal biasanya stabil di 220 V, ternyata di malam hari ngedrop ke angka 150 V. Maka ini masih bisa ditangani oleh PSU yang punya toleransi tegangan antara 110-240 V. Di titik ini, stabilizer tambahan tidak lagi diperlukan karena di PSU-nya sendiri sudah ada komponen yang otomatis menstabilkan tegangan yang kadang turun. Baru listrik dilanjut ke komponen di PSU berikutnya hingga benar-benar stabil dan diturunkan tegangannya sesuai kebutuhan komponen PC.
"Untuk charger laptop gimana?"
Kurang lebih hampir sama dengan PSU pada PC kali ya. Apabila Anda punya laptop di rumah, maka perhatikan informasi input tegangan pada stiker yang menempel di charger. Sayangnya penggantian charger untuk laptop tidak seleluasa PC, sehingga bila malfungsi maka perlu cari charger yang serupa atau kompatibel dengan model laptop tersebut.
Apabila ada penjelasan yang lebih baik dari para teknisi elektro, maka jangan sungkan untuk mencantumkannya di kolom komentar ya.
6. Garansi
After sale dari PSU terkadang mempengaruhi harganya, terlebih bila suatu brand menyuguhkan garansi yang panjang. Biasanya ada yang garansinya 1 tahun, 3 tahun, namun ada yang sampai 10 tahun dan 12 tahun. Biasanya sistem garansinya mengganti PSU malfungsi dengan yang baru, dan malfungsinya disesuaikan dengan syarat dan ketentuan masing-masing brand.
Pastikan untuk mengecek masa garansinya, untuk jaga-jaga apabila PSU mengalami kendala.
7. Modular atau tidak?
Terakhir, aspek ini akan setali tiga uang dengan kemudahan cable management saat merakit PC. Setidaknya PSU terbagi tiga dalam hal ini yakni Modular, Semi-Modular dan Non-Modular.
Non-Modular, berarti semua kabelnya terpasang pada PSU dan tidak bisa dilepas. Semi-Modular, berarti ada kabel utama yang tidak bisa dilepas dari PSU-nya. Dan Modular, berarti semua kabel bisa dicabut-pasang dari PSU-nya sesuai kebutuhan.
Penutup
Padahal pertanyaannya berawal dari butuh atau tidak Stabilizer saja, namun penjelasannya malah panjang. Well, tak apa. Setidaknya ini untuk edukasi bagi kita selaku pengguna PC.
Pelajaran yang bisa diambil dari pembahasan ini, yakni untuk mempertimbangkan dulu saat memilih PSU PC sebelum membelinya. Lagi-lagi Admin sampaikan, silakan sesuaikan dengan budget dan preferensi dari kebutuhan Anda masing-masing. Sehingga bisa saja Anda hanya pakai beberapa pertimbangan saja atau semuanya diperhatikan.
Semoga komponen-komponen PC yang Anda pilih adalah yang baik dan bandel saat dipakai sehari-hari untuk berbagai skenario pemakaian apapun ya.
Selamat memilih PSU!
Komentar
Posting Komentar